Rabu, 15 Oktober 2014

john c.maxwell

lima tahun yang akan datang anda akan berkualitas seperti sekarang atau berada pada level tinggi, bergantung pada buku apa yang anda baca dan dengan siapa anda berinteraksi...


John C. Maxwell

Masternya Para Pemimpin
                Selama empat belas tahun menggembalakan Skyline Church, setidaknya sebulan sekali John Maxwell menjumpai seseorang yang mengunjungi gerejanya untuk pertama kalinya. “Kami akan saling mempenalkan diri. Lalu Tuhan akan berbicara pada saya,’John, itu dia.’ Itu pengalaman yang paling merendahkan diri saya karena saya sama sekali tidak berperan dalam membawa orang itu ke gereja,” tuturunya.
                Saa mengundurkan diri, ia bersama tujuh puluh lima pemimpin gerejanya mengadakan acara makan malam sebagai perpisahan. Ia bangkit berdiri dan berbicara,”Sepanjang hidup saya, saya terus berdoa untuk pemimpin-pemimpin. Saya akan menceritakan bagaimana Allah menjawab doa-doa itu dengan saudara sekalian.”
                Ia pun berkeliling ruangan, mendatangi pemimpin demi pemimpin dan menceritakan pertemuan mereka masing-masing, ketika Allah menyatakan, “Itu dia.” Pada saat ia selesai melakukannya, mereka semua menangis terharu.
                Seseorang bertanya,”Bagaimana Anda bisa mengingat pertemuan dengan setiap orang di gereja sebesar ini?” Ia menjawab,”Saya tidak mengingat pertemuan dengan setiap orang. Saya mengingat pertemuan dengan saudara karena saudara adalah salah satu dari orang-orang yang saya minta kepada Tuhan, agar Dia bawa ke dalam hidup saya.”
Terpanggil Sejak Kecil
                Cerita di atas memberikan gambaran sekilas tentang hasrat dan kerinduan John C. Maxwell untuk memperlengkapi dan menginspirasi orang dalam berbagai taraf kepemimpinan. Bukanlah suatu kebetulan kalau ia dikenal sebagai pemimpin bagi para pemimpin dan mentor bagi ribuan orang. Jalan dan panggilan hidupnya sudah terlihat lurus sejak masa kecil.
                Masa kecilnya di Ohio pada tahun 1950-an , dibarengi dengan teladan orang tuanya, meletakkan dasar bagi kehidupan dan kariernya dalam melayani sesama. Pada umur tiga tahun, ia sudah bercita-cita untuk mengikuti jejak ayahnya, menjadi pendeta. Pada usia 17 tahun, ia mempersiapkan diri untuk pelayanan, kuliah di Circleville (Ohio) Bible College dan meraih gelar bachelor pada tahun 1969. Setelah lulus dan menikah dengan Margaet, tahun itu juga ia pindah ke Hillham, Indiana. Di sana ia menjalankan pelayanan pertamanya, menggembalakan sebuah gereja kecil.
                Tidak lama kemudian, John mulai menyadari karunianya dalam mempengaruhi kehidupan orang – sekian banyak orang. Karena merasa mendapatkan panggilan ke dalam pelayanan penginjilan, ia menerima undangan sebuah gereja lain tahun 1972. Ia mencanangkan sasaran untuk memenangkan 200 orang kepada Kristus dalam satu tahun di luar pelayanan mimbarnya. Dalam dua belas bulan berikutnya, 186 orang mengalami perubahan hidup melalui pengaruhnya.
Memperlengkapi Pemimpin
                John mulai mempelajari hubungan antara efektivitas kepemimpinan dan pelayanan  yang efektif. Ia mengamati dampak dahsyat kecakapan kepemimpinan yang kuat terhadap pelayanan seorang pendeta. Ia mulai menguraikan dan memahami seni dan ilmu kepemimpinan Kristen yang tetap menjadi fokus utamanya sampai pada hari ini.
                Pada tahun 1976, John memimpikan suatu pelayanan bagi pendeta-pendeta lainnya. Kegiatan sambilan ini berkembang pesat seiring dengan pelayanan mimbarnya. Saat melayani dalam kepemimpinan denominasi Wesleyan, ia berhasil membimbing pertumbuhan 15 gereja. Pada tahun 1981, ia kembali menekuni pelayanan mimbar.
                Dengan dukungan jemaat barunya, Skyline Wesleyan Church di dekat San Diego, John mengembangkan hubungannya sebagai mentor bagi pendeta-pendeta lain. Pada tahun 1985, ia mendirikan INJOY, dimulai dengan pembuatan kaset audio bulanan. Pelayanan ini ternyata bertumbuh pesat melampaui perkiraan John, dan para pendeta mulai meminta bahan-bahan kepemimpinan lainnya.
                Ledakan pertumbuhan INJOY ini akhirnya mendorong John untuk mengundurkan diri dari Skyline pada tahun 1995, agar dapat memusatkan perhatian pada pelayanan yang telah dirintisnya tersebut. Pelayanannya di Skyline sebenarnya sangat sukses; anggota jemaat berlipat tiga selama ia menjadi pendeta. Namun, ia melihat potensi yang jauh lebih besar dalam kehidupan ribuan orang yang dapat dijangkau melalui INJOY.
                Untuk memperluas daya jangkaunya, John mendirikan EQUIP tahun 1996. Misinya adalah untuk melihat pemimpin Kristen yang efektif memenuhi Amanat Agung di setiap bangsa. Komponen EQUIP yang paling kuat adalah Million Leader Mandate, suatu program pelatihan yang bermaksud memperlengkapi satu juta pemimpin di seluruh dunia dalam kecakapan dasar kepemimpinan . Di Indonesia, program ini diluncurkan pada 16 Januari 2003 di Jakarta, dan seminar lanjutannya diadakan pula di Surabaya dan Medan.
Bisnis Orang
                Dan Reiland, saat ini pendeta Crossroads Community Church di Lawrenceville, Georgia, mengingat pengalamannya ketika melayani di bawah kepemimpinan John, khususnya bagaimana John mengajarkan cara berhubungan dengan orang lain. “Ia tegas, sangat teags, jelas, namun lembut,” kenangnya. “Dengan istilah yang gamblang ia menunjukkan kelemahan saya dalam kepemimpinan. Begitu gamblangnya, sehingga saya tahu, saya tidak akan berhasil melewati tahun pertama saya kalau saya tidak berubah.”
                John mengatakan pada Dan, “Saya tahu kau mengasihi orang dan sangat rindu membangun jemaat, namun kau tidak menunjukkannya dengan baik. Hal pertama yang perlu kaupelajari adalah menyampaikan isi hatimu kepada orang lain secara bermakna. Orang ingin melihat isi hatimu.”
                Suatu ketika ia melewati begitu saja sekelompok orang di lobi gereja, tanpa menyapa mereka, karena terburu-buru akan masuk kerja. “Orang-orang ini adalah pekerjaan kita, Dan,” tegur John kemudian. “Bisnis kita adalah jiwa-jiwa.”
                “Bisnis jiwa-jiwa” inilah yang sampai saat ini dijalankan John Maxwell dengan falsafah “segala sesuatu bangkit dan jatuh karena kepemimpinan.” Hal ini memotivasi setiap upayanya untuk menolong banyak orang mencapai potensi tertinggi mereka, baik melalui konferensi, buku, kaset audio maupun video. Ia kerap diundang untuk menyampaikan prinsip-prinsip kepemimpan di berbagai organisasi, seperti Promise Keepers, Focus on the Family, perusahaan-perusahaan Fortune 500, Akademi Militer Amerika Serikat di West Point, dan badan-badan olah raga seperti NCAA, NBA dan NFL>
                Ia juga telah  menulis 30 judul buku yang terjual lebih dari 7 juta eksemplar, dan banyak di antaranya tercantum dalam buku laris di New York Times, Business Week, Wall Street Journal, USA Today dan CBA Marketplace.
                Saat ini John dan isterinya menetap di Atlanta, Georgia. Ia terus mencari peluang baru untuk memperlengakpi dan melayani para pemimpin. Namun, kerinduannya yang paling besar adalah menunjukkan pengharapan dan sukacita yang hanya dapat diperoleh di dalam keselamatan melalui Yesus Kristus. Mendengarkan panggilan Tuhan, dan melayani sekian banyak pemimpin, John benar-benar menunjukkan daya kekuatan dan efektivitas yang dapat dihasilkan ketika seseorang dibimbing dan diinspirasi oleh Pemimpin yang Paling Agung.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar